Saturday, 8 August 2015

BENTENG PENDEM CILACAP

benteng pendem cilacap

BENTENG PENDEM CILACAP
Di Indonesia, banyak bangunan bersejarah yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya. Seusai kemerdekaan, bangunan-bangunan bersejarah tersebut dikembangkan menjadi obyek wisata. Salah satunya adalah Benteng Pendem yang terdapat di Cilacap, Jawa Tengah.
Benteng Pendem Cilacap (Kustbatterij op de Landtong te Cilacap), adalah benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Teluk Penyu kabupaten CilacapJawa Tengah yang dibangun pada tahun 1861. Benteng berlanggam Eropa yang dikubur di bawah tanah ini merupakan tiruan bentuk kecil Benteng Rhijnauwen, benteng terbesar di ”Negeri Kincir Angin”. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektare secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 hingga 1879. Benteng pendem sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986. Saat ini, pemerintah Kabupaten Cilacap menjadikan benteng ini sebagai tempat wisata sejarah. Pada medio 1879, Benteng Pendem rampung dibangun oleh pemerintahan Belanda. Saat itu, bangunan megah ini dinamakan Kusbatterij op de Landtong te Tjilatjap. Bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih, “Benteng yang ada di atas tanah dan menjorok ke laut menyerupai lidah.
Benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan tentara Belanda di CilacapJawa Tengah yang didesain oleh arsitek Belanda. Pertimbangannya, kondisi Cilacap saat itu dianggap aman, karena Pulau Nusa Kambangan menutupi area itu. Benteng ini difungsikan untuk menahan serangan yang datang dari arah laut bersama dengan Benteng Karang BolongBenteng Klingker, dan Benteng Cepiring. Benteng Pendem digunakan hingga tahun 1942. Ketika perang melawan pasukan Jepang, benteng ini berhasil dikuasai Jepang. Tahun 1945, Jepang meninggalkan benteng ini karena kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu, sehingga benteng ini diambil alih oleh TNI Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Dalam penguasaan TNI, benteng ini digunakan para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.


Bangunan benteng pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dalam benteng yang umum diketahui terdiri dari barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Ada pula yang menyatakan bahwa dalam benteng tersebut terdapat terowongan menuju benteng-benteng lain dan sejumlah gua di pulau Nusakambangan. Namun, hingga kini hal itu belum sepenuhnya terbukti.
Benteng Pendem merupakan destinasi primadona kebanyakan warga ketika singgah di Cilacap. Benteng Pendem, ada di bagian tenggara Kota Cilacap. Umurnya yang kini melebihi satu abad, tentu menyimpan banyak kisah yang menarik disimak.
Perjalanan ke Benteng Pendem dapat ditempuh menggunakan berbagai kendaraan. Dari terminal bus Cilacap, Anda dapat memanfaatkan bus ataupun angkutan kota dan akan menempuh jarak sekitar lima kilometer. Aset wisata sejarah ini juga hanya berjarak 1 kilometer dengan obyek wisata Teluk Penyu yang dikenal dengan perkampungan nelayan dan sederet warung makan ikan laut segar. Harga tiket masuk ke Benteng Pendem adalah hanya Rp 8000. Dengan harga segitu kita dapat berjalan-jalan keliling benteng pendem sekaligus mengenal sejarah Benteng Pendem.


Memasuki gapura menyerupai bentuk benteng yang dibangun belakangan oleh pemerintah setempat, bangunan asli Benteng Pendem yang sebagian besar tertutup tanaman perdu ini masih menggunakan bahan baku dominan bata merah. Tak tampak konstruksi beton bertulang. Tiap ruangan dan pintu berbentuk lengkung tanpa banyak variasi.
Berdasarkan dokumen peta Belanda pada tahun 1988, secara keseluruhan, luas area Benteng Pendem 10,5 hektar. Namun, setelah digunakan untuk membangun fasilitas Pertamina, luas kawasan Benteng Pendem tinggal 6,5 hektar. Bangunan fisik Benteng Pendem berbentuk segi lima (poligon). Benteng ini dikelilingi kanal (parit) selebar 5 meter sedalam 2-3 meter. Fungsi parit yang pada zaman dulu sedalam 10 meter ini untuk melindungi benteng, menghambat laju musuh, patroli keliling menggunakan perahu kecil, dan tempat pembuangan air dari terowongan. Saat ini, panjang parit yang sudah digali 500 meter.
Benteng dengan denah dasar segi lima ini terdiri dari barak prajurit, terowongan, ruang-ruang yang digunakan untuk gudang amunisi, logistik, dan kesehatan, serta bungker-bungker yang digunakan untuk kepentingan Perang Dunia II.
Setelah masuk, anda akan menyusuri parit dan beberapa patumg raksasa yang dilengkapi taman bermain. Setelah itu, bangunan pertama yang akan dijumpai adalah barak prajurit yang dibangun pada tahun 1877 dan terdiri dari 14 kamar. Bangunan ini aslinya tersusun dari batu bata merah, tetapi sudah direhabilitasi dan kini lantainya sudah disemen. Dari barak, menyusur masuk di sisi barat terdapat klinik yang dibangun tahun 1879 oleh Belanda dan difungsikan juga oleh tentara Jepang saat menduduki Indonesia. Bangunan ini terdiri dari ruang tindakan dan perawatan pasien.
Uniknya, pintu gerbang utama pengunjung Benteng Pendem saat ini ternyata pada awalnya adalah bagian belakang bangunan. Sedangkan bagian depan terletak di sisi utara yang dulunya langsung menghadap laut. Gerbang tersebut saat ini berbatasan langsung dengan gedung milik Pertamina.


Di dalam kawasan ini, terdapat empat benteng pertahanan, dua di barat dan dua di timur. Panjangnya mencapai 329,92 meter dilengkapi 112 ruang tembak, 49 ruang perlindungan dan tempat penyimpanan senjata.
Ciri khas terowongan panjang pada benteng bangunan Belanda juga dapat dijumpai. Terowongan yang berhasil digali sepanjang 113,94 meter, lebar 3,1 meter, dan tinggi 4,88 meter. Namun, pengunjung yang akan memasuki terowongan ini harus hati-hati. Sebab, belum ada penerangan di dalam terowongan. Selain gelap, lantai terowongan juga becek dan berlumpur.
Jejak kejayaan benteng yang oleh Belanda dinobatkan sebagai salah satu benteng dengan peralatan tempur berat paling modern di Indonesia pada awal abad ke-19 ini dijumpai dari 11 landasan meriam dengan diameter 6,1 meter di bangunan paling atas yang menutupi bagian benteng lain. Meriam tersebut mengarah langsung ke laut lepas.

Kini, setelah dikelola menjadi obyek wisata, lokasi Benteng Pendem dilengkapi taman bermain. Juga tersedia wahana susur kanal sekeliling benteng dengan sepeda air. Anda juga bisa beristirahat sejenak di tepi pantai yang berhadapan langsung dengan lokasi benteng. Mereguk air kelapa muda dan menyantap ikan bawal bakar di tepi Teluk Penyu sambil memandang laut lepas menjadi penyempurna kunjungan Anda dan keluarga. Jangan lupa mengabadikan aktivitas nelayan tradisional di pantai ini.
Benteng Pendem yang terletak di Nusa Kambangan secara garis besar mempunyai bentuk dan fungsi yang serupa dengan yang ada di Teluk Penyu. Fungsi dasarnya adalah sebagai lokasi pengawasan, dan juga pengintaian akan ancaman musuh, yang sekiranya membahayakan tentara Belanda pada masa penjajahan.
Untuk mencapai ke lokasi ini, Anda harus menempuh perjalanan selama 15 menit dengan kapal nelayan. Anda bisa menyewa jasa antar-jemput dengan kapal nelayan. Dengan merogoh kocek Rp 40 ribu sampai Rp 100 ribu, Anda akan diantar pulang-pergi mengunjung Nusa Kambangan bagian timur. Kapal kayu dengan kapasitas sekitar empat hingga enam orang, merupakan pilihan satu-satunya bila Anda ingin mencapai Nusa Kambangan timur dan menyambangi Benteng Pendem. Di pulau ini, terdapat obyek wisata Pasir Putih dan reruntuhan benteng Belanda yang diyakini tersambung dengan terowongan bawah laut ke Benteng Pendem.